Sabtu, 24 Juli 2010

Konjungtivitis

Pengertian

Konjungtivitis merupakan peradangan yang mengenai lapisan tipis, transparan, mucus yang melapisi sclera dan palpebra bagian dalam. Biasanya pasien mengeluhkan matanya merah dan nyrocos (berair). Penyebab tersering yang menyebabkan konjungtivitis adalah virus dan bakteri.

Tanda dan Gejala

Pasien datang dengan keluhan matanya merah, berair, sakit, silau (tidak enak terkena cahaya), mengganjal, dan kalau pagi matanya lengket.

Gejala yang muncul adalah

1. Konjungtiva tampak hiperemis.

2. Adanya Conjungtival injection (pelebaran pembuluh darah dari limbus ke perifer (ada yang mengatakan dari perifer ke arah limbus) dengan bentuk berkelok-kelok, jka digerakkan ikut bergerak).

3. Gatal

4. Epifora (nyrocos/berair)

5. Fotofobia (silau terkena cahaya)à jarang

6. Palbebra bengkak

7. Ada sekret yang tampak jelas pada saat bagun tidur,bisa mucous (kuning kehijauan), jernih, lengket ataupun tidak lengket.

8. Ada sensasi mengganjal.

Penyebab

Penyebab konjungtivitis yang paling sering adalah virus dari jenis adenovirus. Sedangkanuntuk bakteri ada beberapa jenis,yaitu

1. Hiperakut/purulen : Neissheria gonorea dan Neissheria meningitidis

2. Akut – mukopurulen : Pneumokokus dan H. aegyptius

3. Sub akut : H. influenza

4. Kronik (blefarokonjungtivitis) : Staphylococcus aureus dan Moraxella lacunata.

Selain itu jika eksudat tampak non-purulen dan konjungtiva nampak hiperemis dan ada infiltrasi minimal biasanya merupakan penyerta penyakit sistemik seperti demam Q, tifus dll. Sedangkan jamur biasanya nampak adanya eksudat kronik dan beberapa jenis tertentu ada gambarangranulomatosa.

Pembagian Konjungtivitis

Secara garis besar konjungtivitis dibagi menjadi 4 berdasarkan penyebabnya, yaitu

1. Virus (adenovirus merupakan virus yang paling banyak menyebabkan konjungtivitis)

2. Bakteri (bakteri gram positif dan negatif bisa menyebabkan konjungtivitis)

3. Jamur (clamidia merupakan jenis yang paling sering)

4. Kimia/benda asing /alergi

Berdasarkan sekret yang keluar dibagi menjadi 4, yaitu

1. Mucoid èkonjungtivitis vernalis dan keratokonjuntivitis sika

2. Watery (serous + air mata) è infeksi virus dan inflamasi toksik

3. Purulen è infeksi bakteri akut yang berat

4. Mucopurulen è infeksi bakteri ringan dan klamidia

Berdasarakan waktunya maka konjungtivitis dibagi menjadi 4, yaitu

1. Aku

2. Subakut

3. Subkronis

4. Kronis

Evaluasi radang konjungtiva (konjungtivitis) yang perlu dilakuakn adalah

1. Jenis sekret. Untuk membedakan sekret mucoid dan purulen menggunakan cotton bad. Cotton bad ditaruh dieksudatnya,jika terserap berarti purulen, tetapi jika tidak terserap maka dinamakan mucoid.

2. Reaksi konjungtiva

3. Ada tidaknya membran atau pseudo membran

4. Limfadenopati preaurikular

Reaksi konjungtiva yang mungkin muncul antaralain :

1. Folikular

Berbentuk seperti vesikel atau bula yang dikelilingi pleh pembuluh darah yang merupakan hiperplasi dari jaringan limfoid. Umum ditemukan pada konjungtivitis yang disebabkan oleh virus, klamidia, S. paranoud, S. okuloglandular, dan hipersensitivitas obat topikal. Hanya ditemukan pada usia diatas 6 bulan karena berkaitan dengan ternentuknya jaringan limfoid pada manusia yaitu umur 3 bulan. Biasanya ditemukan di forniks konjungtiva superior ataupun inferior.

2. Papilar

Merupakan bentuk dari hiperplasi lapisan epitel konjungtiva yang mempunyai bentuk seperti bintik-bintik. Pembuluh darah masuk seperti glomerulus. Banyak ditemukan di konjungtiva palpebra superior dan sekitar limbus kornea. Biasanya ditemukan pda infeksi bakteri, blefaritis kronis, konjungtivitis vernalis, iritasi lensa kontak, keratokonjungtivitis limbik superior.

3. Membran

Eksudat inflamasi yang menempel dan meresap sampai lapisan superfisial yang mana jika dilepas maka eptilnya akan rusak dan berdarah. Biasanya disebabkan oleh infeksi Streptococcus B-hemolyticus dan diptheri.

4. Pseudomembran

Eksudat yang mengental yang melekat pada kinjungtiva yang memounyai bentuk seperti selaput putih. Jika dilepas tidak akan merusak epitel (epitelnya intak) dan tidak ada perdarahan. Keadaan yang sering menimbulkan pseudomembran yaitu infeksi adenovirus (infeksi berat), autoimun, dan infeksi gonorea.

5. Limfadenopati

Hipertrofi limfonodi preaurikular dan submandibular. Ketika ditekan akan terasa nyeri dan teraba seprti ada massa. Biasanya ditemukan pada infeksi virus, klamidia, dan gonorea berat.

A. Konjungtivitis bakteri

a. Sederhana

Disebabkan oleh staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae. Gambaran klinisnya yaitu

i. akut

ii. hiperemi

iii. sensasi benda asing, terbakar

iv. gatal

v. sekret mukopurulen

vi. bangun tidur mata lengket (hal yang paling sering dikeluhkan pasien)

vii. fotofobia jika kornea kut terlibat.

viii. Bilateral (walaupun tidak bersamaan).

Terapi yang mungkin diberikan adalah kloramfenikol (0,5 – 1 %) 6 kali/hari selama minimal 3 hari atau antibiotik spektrum luas seperti ciprofloxacin, ofloxacin (fluoroquinolon), gentamicin 0,3%, tobramicin, neomicin (aminoglikosida), erithromicin 0,5 % (macrolide) atau sulfacetamide.

b. Keratokonjungtivitis gonococcus

Biasanya disebabkan oleh Neisheria gonorea yang mana seringnya disertai dengan adanya infeksi di mukosa genital. Gambaran klinis yang tampak yaitu

i. Sekret purulen melimpah

ii. Kemosis berat (konjungtiva bengkak)

iii. Blefarospasme (mata menutup karena bengkak)

iv. Terdapat pseudomembran

v. Ditemukan pembesaran limfadenopati preaurikula.

Perencanaan penanganan yang dapat dilakukan adalah rawat inap agara dapat lebih mudah dimonitor perjalanan penyakitnya. Untuk memastikan antibiotik yang tepat dilakukan kultur sekret. Pada waktu pengambian sekret tenaga medis harus memakai kacamata khusus dan sarung tangan karena patogen ini sangat menular.

Teapi yang bisa diberikan yaitu antibiotik yang sesuai dengan uji sensitivitas kultur, tetapi untuk pertolongan pertama bisa diberikan adalaha ciprofloxacin, ofloxacin, sulfacetamide, atau trimetropim. Jangan diberikan antibiotil golongan aminoglikosida karena merusak epitel dan menghambat penyembuhan.

B. Konjungtivitis virus

Ada beberapa virus yang menyebabkan konjungtivitis antara lain adenovirus (paling banyak) dan enterovirus. Konjungtivitis yang disebabkan oleh adenovirus biasanya juga disertai dengan sakit di tempat lain atau sudah menyebar.

i. Konjungtivitis adenovirus dibagi menjadi 2 menurut penyebabnya

1. Keratokonjungtivitis epidemika

Disebabkan oleh adenovirus tipe 8 dan 19. Karakteristik infeksi virus ini adalah adanya limfadenopati yang disertai nyeri tekan, nyrocos (berair), fotofobia,akut hiperemis, dan adana rasa tidak nyaman yang dikeluhkan pasien. Sebanyak 60% dari pasien ini akan disertai dengan edem palpebra, reaksi folikular, dan adanya gambaran bercak-bercak keputihan di kornea. Komplikasi yang mungkin muncul antara lain 80% pasien akan mengalami keratitis, pada kasus yang berat akan menimbulkan perdarahan subkonjungtival karena adanya eksudat yang sangat banyak sehingga sel darah merah ikut ekstravasasi, timbul pseudomembran, dan kemosis. Jika pasien memiliki status gizi yang baik maka akan terjadi perbaikan spontan dalam waktu 2 minggu. Jika pasien mengeluhkan reaksi inflamasinya maka dapat diberikan steroid dengan syarat tidak ada perlukaan kornea dan tidak ada herpes simpleks.

2. Demam faringokonjungtivitis

Penyebabnya adalah adenovirus tipe 3 dan 7 . yang membedakan dari kerarokonjungtivitis epidemika adalah tidak ada nyeri tekan pada limfadenopati preaurikular. Tiga tanda kardinal untuk demam faringokonjungtivitis adalah konjungtivitis,faringitis, demam.

ii. Konjungtivitis Hemoragik Akut

Disebabkan oleh golongan enterovirus-70 dari golongan pikornavirus RNA. Gambaran klinis yang ditemukan adalah bilateral, nyrocos, folikel pada palpebra, dan perdarahan subkonjungtiva. Infeksi ini mempunyai faktor risiko pada komunitas kumuh, ekonomi rendah, higienitas rendah.

iii. Konjungtivits moluscum contagiosum

Dimulai dari adanya nodel moluscum di margo palpebralis yang mana akan menyebar menjadi konjungtivitis folikular dan bisa meluas lagi samapi kornea seingga bisa menggagu penglihatan.

C. Konjungtivitis klamidia

D. Konjungtivitis alergi­­

E. Konungtivitis neonatal

F. Konjungtivitis autoimun

G. Konungtivitis kimiawi

Pencegahan

higiene yang baik dapat membantu mencegah penyebaran konjungtivitis:

· Ubah sarung bantal sering.

· Jangan berbagi kosmetik mata.

· Jangan berbagi handuk atau saputangan.

· Menangani dan lensa kontak bersih benar.

· Jauhkan tangan dari mata.

· Ganti mata kosmetik secara teratur.

· Cuci tangan sering.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar